By: Wulan Tri Wahyuni (Secretary Division of Community Empowerment and Development of Biopharmaca Market).
Workshop on Herbal Quality Control
Pusat Studi Biofarmaka bekerjasama dengan PT. Abadinusa menyelenggarakan workshop mengenai kendali mutu tumbuhan obat dan produknya. Kegiatan yang diselenggarakan pada Senin dan Selasa, 9-10 Juni 2014 ini diikuti oleh sekitar 85 peserta yang berasal dari berbagai instansi. Peserta berasal dari berbagai universitas negeri dan swasta, balai penelitian dan pengembangaan pemerintah, serta perusahaan swasta. Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari ini pada hari pertama berlokasi di IPB International Convention Center (IICC) dan hari kedua dilaksanakan di Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB. Kegiatan Workshop on Herbal Quality Control berisi dua kegiatan utama, yaitu pemaparan materi dan praktek di laboratorium. Materi yang didapatkan oleh para peserta ialah mengenai Teknologi Ekstraksi Tanaman Obat yang disampaikan oleh Dr. Chaidir dari Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, BPPT; Konsep dan Aplikasi Kromatografi Lapis Tipis (KLT) untuk Kendali Mutu Tumbuhan Obat dan Produknya; serta Kemometrik dalam Kromatografi Lapis Tipis yang disampaikan oleh Dr. Mohamad Rafi dari Pusat Studi Biofarmaka LPPM-IPB.
Kegiatan pada hari kedua diisi dengan penjelasan dan praktek pengeringan ekstrak tumbuhan herbal yang diberikan oleh Thomas Behr dari Heidolph, serta praktek pemeriksaan sidik jari KLT ekstrak kunyit dan temulawak. Kunyit dan temulawak digunakan pada praktek pemeriksaan sidik jari KLT karena serbuk dan ekstrak kedua tumbuhan obat ini sangat mirip dan sulit dibedakan secara visual. Kandungan senyawa kimia pada kedua tanaman tersebut dapat dilihat berdasarkan sidik jari KLT. Berdasarkan sidik jari KLT dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan senyawa kimia yang dikandung oleh kedua tanaman tersebut. Sidik jari KLT kedua tumbuhan obat tersebut dibuat dengan menggunakan Camag TLC applicator, Automatic Developing Chamber, dan TLC Visualizer.
Mengingat besarnya antusiasme khalayak terhadap kegiatan ini dan banyak di antara pendaftar yang tidak dapat mengikuti kegiatan karena kapasitas tempat yang terbatas, maka Pusat Studi Biofarmaka berencana menyelenggarakan acara yang serupa untuk gelombang 2 pada bulan September 2014 yang akan datang.
<wul/ta>
Back to BRC Article.....