Home

BRC ROLE IN SUMMER COURSE ON ETHNOMEDICINE

Pusat Studi Biofarmaka LPPM-IPBBy: Wulan Tri Wahyuni (Secretary Division of Community Empowerment and Development of Biopharmaca Market).



Peran Pusat Studi Biofarmaka LPPM-IPB dalam Kegiatan "Summer Course on Ethnomedicine"

Institut Pertanian Bogor menjadi tuan rumah kegiatan summer course bagi mahasiswa University of Sydney (UoS) yang berlangsung pada tanggal 11-22 Januari 2016. Kegiatan ini mengangkat tema “Jamu, an Indonesian Traditional Medicine and Culture for Healthy Society”. Kegiatan yang dilaksanakan selama 12 hari tersebut diikuti oleh 20 mahasiswa UoS dan 10 mahasiswa IPB. Summer course diisi dengan materi dan praktek di kampus IPB ditambah dengan fieldtrip di beberapa lokasi di Jawa Barat. Salah satu kegiatan praktek bagi peserta summer course dilakukan di Pusat Studi Biofarmaka LPPM-IPB (PSB LPPM-IPB).

Kegiatan pertama yang dilakukan di Pusat Studi Biofarmaka ialah pada 11 Januari 2016 berupa kunjungan lapang ke Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka (UKBB) yang berlokasi di Cikabayan, Kampus IPB Darmaga. Pesrta summer course dikenalkan pada macam-macam spesies tanaman obat oleh staf PSB. Peserta dari UoS terlihat sangat antusias karena mayoritas tumbuhan obat tersebut tidak ditemukan di negara asalnya dan mereka mendapatkan pengetahuan baru terkait penggunaan bahan alam sebagai obat. Selain dikenalkan pada berbagai spesies tanaman obat, peserta juga diajarkan bagaimana menyiapkan tumbuhan segar menjadi bahan baku obat herbal berupa simplisia kering.

kunjungan     kunjungan

Peserta summer course juga diajak mengunjungi konservasi/penangkaran trenggiling Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB. Peserta sangat antusias melihat hewan yang sudah cukup langka keberadaannya ini.

kunjungan     kunjungan

Kunjungan ke lokasi Pusat Studi Biofarmaka juga dilakukan pada hari kelima. Peserta summer course diberi kesempatan melakukan kegiatan penelitian tanaman obat, yaitu uji fitokimia. Hal lainnya ialah peserta ditunjukkan proses produksi jamu di Unit Produksi Biofarmaka Indonesia. Bagian yang paling menarik bagi peserta ialah saat mereka diberi kesempatan meracik jamu kunyit asam. Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok dan masing-masing kelompok berlomba membuat sediaan jamu kunyit asam yang paling enak. Peserta terlihat sangat antusias dan senang ketika berhasil meracik kunyit asam dan keluar sebagai juara.

kunjungan     kunjungan
Melaksanakan pengujian fitokimia                                          mengamati produksi jamu

kunjungan     kunjungan
meracik jamu kunyit asam                                                    jamu kunyit asam yang dihasilkan

Kegiatan summer course ini sangat positif untuk mengenalkan jamu sebagai kekayaan budaya bangsa dan Pusat Studi Biofarmaka akan selalu siap mendukung dan menyukseskan kegiatan serupa di masa yang akan datang.

<wul/ta>
Back to BRC Article.....