Biopharmaca BiofarmakaTraining of Empowerment and Business of Temulawak's Farmers at Village Nagrak, District Sukabumi

Home

TRAINING OF EMPOWERMENT AND BUSINESS OF TEMULAWAK'S FARMERS AT VILLAGE NAGRAK, DISTRICT SUKABUMI

Pusat Studi Biofarmaka LPPM-IPBBy: Dr. Eka Intan Kumala Putri, MSi (BRC Researcher) and Titis Arifiana, SSi (Secretary Division of Community Empowerment and Development of Biopharmaca Market).


Pelatihan Pemberdayaan dan Bisnis Petani Temulawak di Desa Nagrak Kabupaten Sukabumi

Selama ini pembudidayaan temulawak belum dapat memberikan kesejahteraan bagi para petani karena mereka menjual temulawak dalam bentuk rimpang (basah) dan belum menjual dalam bentuk kering (simplisia). Permintaan yang tinggi akan simplisia temulawak pun belum terpenuhi karena terkendala ketrampilan petani yang masih lemah untuk mengolah rimpang menjadi simplisia. Seandainya petani menjual dalam bentuk simplisia maka akan memperoleh harga jual yang jauh lebih tinggi daripada kalau petani menjual rimpang. Di Kecamatan Nagrak sekarang ini terdapat 12 kelompok tani yang membudidayakan dan memasarkan temulawak, sebagai salah satu tanaman obat andalan bagi pencegahan dan pengobatan. Mengacu pada beberapa permasalahan diatas, maka Pusat Studi Biofarmaka melaksanakan kegiatan Pelatihan Pemberdayaan dan Bisnis Petani Temulawak di Desa Nagrak Kabupaten Sukabumi pada 19 – 20 Februari 2013.

Kegiatan ini sangat menarik minat peserta petani, terlihat dari animo kehadiran dan keseriusan dan konsentrasi yang cukup tinggi diantara peserta. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan meningkatkan ketrampilan petani Temulawak mulai dari sisi budidaya berstandar GAP (Good Agricultural Practices), pengolahan produk berstandar GMP (Good Manufacturing Practices) dan juga penguatan orientasi bisnis yakni perlunya penanaman jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) dan penyusunan business plan. Penyampaian materi dengan metode tatap muka disampaikan oleh nara sumber, yakni Drs. Eddy Djauhari, MSi, Dr. Eka Intan Kumala Putri MSi, Deddy Cahyadi Sutarman, ST., MM., Susi Indariani ST., MSi., dan Nuva, SP.MSc. Untuk metode diskusi dengan FGD (Focus Group Discussion), peserta dibagi atas 3 (tiga) kelompok sesuai dengan produk akhir yang dihasilkan, yaitu: Kelompok Rimpang, Kelompok Simplisia dan Kelompok Puder.

Para petani juga belajar menghitung kelayakan bisnis secara sederhana untuk 3 (tiga) jenis produk olahan Temulawak, yaitu Rimpang, Simplisia, dan Puder. Dari hasil penghitungan SKB diperoleh bahwa usaha pengolahan rimpang Temulawak memperoleh BCR, NPV dan IRR yang negative dan tidak feasible. Sedangkan pengolahan Temulawak menjadi Simplisia dan jika dijual dalam bentuk Simplisia ternyata memperoleh BCR, NPV dan IRR yang positif dan feasible, namun lebih feasible lagi jika temulawak diolah dan dijual dalam bentuk puder yang ditunjukkan dengan BCR, NPV dan IRR yang positif dan nilainya cukup tinggi. Selain itu mereka juga belajar menghitung harga jual yang layak untuk produk yang dipraktekkan, yaitu Curcuma Candy, Curcuma Jelly, dan Curcuma Sirop.

 pelatihan=     elatihan pemberdayaan & bisnis petani temulawak
Penyampaian materi oleh Bapak Edy Djauhari.                          Peserta antusias hadir.

 pelatihan=     elatihan pemberdayaan & bisnis petani temulawak
Penyampaian materi oleh Ibu Eka Intan.                                  Praktek Pengolahan Produk oleh Ibu Susi Indariani.

<eka/ta>
Back to BRC Article.....

TropBRC SosMed

facebookgoogle plustwitter
linkedinyoutube
youtube

BRC Site Statistics

  • Unique Visits Today1
  • Unique Visits Yesterday1
  • Visits This Week1
  • Visits Previous Week2